Tulisan ini bukan untuk menafsirkan surat Yusuf, tapi hanya untuk
menunjukkan adanya kemiripan antara yang terjadi pada diri Nabi Yusuf AS
dengan yang terjadi pada PKS hari-hari ini. Semoga bisa menambah
keyakinan.
Kisah yang Menguatkan Iman
Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ فِي يُوسُفَ وَإِخْوَتِهِ آيَاتٌ لِلسَّائِلِينَ (7)
“Sesungguhnya
ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan
saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya.” [Yusuf: 7].
Melalui
mimpi, Nabi Yusuf diberi isyarat akan menjadi seorang nabi dan penguasa
besar di Mesir. Ketika Allah berkehendak, pasti kehendak-Nya akan
terwujud. Walaupun jalan menuju terwujudnya kehendak tersebut panjang,
berliku, dan banyak yang berusaha menghalanginya. Kehendak Allah SWT
memaksakan, tidak ada yang menghalanginya. Kehendak Allah SWT tanpa
ketentuan, terserah kepada Allah SWT bagaimana cara dan jalan mewujudkan
kehendak-Nya.
Bahkan semakin berliku dan penuh kejutan, kisah itu semakin indah. Oleh karena itu, kisah Yusuf AS disebut sebagai (أحسن القصص)
“Kisah yang paling baik.”
Hasad Membutakan
Allah SWT berfirman:
إِذْ قَالُوا لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَى أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (8)
“(Yaitu)
ketika mereka berkata: “Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya
(Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal
kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita
adalah dalam kekeliruan yang nyata.” [Yusuf: 8]
Saudara-saudara
Yusuf AS dimakan penyakit hati berupa hasad, iri hati. Merasakan bahwa
Yusuf AS mendapatkan perhatian yang lebih dari sang ayah, Nabi Ya’qub AS
Mereka ingin mendapatkan perhatian seperti Yusuf AS Sebenarnya mudah
untuk mendapatkan hal itu. Tinggal meneliti sebab-sebab Yusuf AS
mendapatkannya, laku mencontohnya, pasti perhatian yang sama akan mereka
dapatkan. Mereka malah berusaha merusak kondisi; berbuat makar terhadap
Yusuf AS dan menuduh Nabi Ya’qub AS sesat.
PKS adalah partai yang
mendapat simpati masyarakat sangat baik, karena menjaga syiarnya
BERSIH, PEDULI, dan PROFESIONAL. Tak mengherankan jika perolehan suara
PKS selalu naik setiap pemilunya. Bahkan
qiyadah mencanangkan
target 3 besar pada pemilu mendatang. Kalau ada partai lain yang
menginginkan simpati yang besar dari masyarakat, hendaknya mencari
rahasia kesuksesan PKS tersebut. Niscaya masyarakat pun akan menaruh
simpati kepada mereka. Bukan malah men-
demarketting dan mengatur konspirasi menghancurkannya.
Ketakutan yang Tak Beralasan
Di
antara sebab Yusuf AS dimusuhi saudara-saudaranya, mereka mencium
gelagat Yusuf AS akan menjadi penerus kenabian sang ayah. Kalau
benar-benar demikian, maka mereka akan menjadi pengikutnya. Padahal
mereka adalah (عصبة)
“kelompok yang kuat, fanatik” sehingga lebih pantas untuk memimpin.
Banyak
yang meyakini PKS lambat-laun akan menjadi partai terbesar di negeri
ini. Ini tentu mengkhawatirkan berbagai pihak. Kalau mau jujur, kenapa
mereka khawatir? Apa yang menakutkan dari PKS? Bukankah agenda-agenda
yang diusungnya adalah demi kebaikan negeri ini? Atau sesuatu yang baik
bukanlah kebaikan kalau bukan dari mereka?
Yusuf AS yang Menggemaskan
Yusuf
AS saat itu hanyalah seorang anak kecil, berbeda dengan
saudara-saudaranya yang sudah dewasa. Sangat wajar kalau seorang ayah
lebih mencintai dan memperhatikan anaknya yang masih kecil. Kakak-kakak
hendaknya memaklumi kalau wajahnya yang masih
innocent (tanpa
dosa) dan menggemaskan, membuat semua orang meminatinya. Tidak
seharusnya seorang kakak yang sudah kehilangan bening wajahnya
mencelakakan adiknya lantaran iri. Atau dia ingin adiknya juga berwajah
tua dan bopeng penuh luka.
Tentu banyak yang menaruh harapan
kepada PKS yang masih muda, dan bisa mempertahankan kebersihannya dari
praktek korupsi. Karena kebanyakan partai sudah bopeng dengan praktek
korupsi kadernya. Bukannya mereka
bersih-bersih dalam rumah mereka, malah melemparkan kotoran ke rumah orang agar dikatakan rumah kotor. Tak ada bedanya dengan rumah mereka.
Si Kecil Harus Dienyahkan
Allah SWT berfirman:
اقْتُلُوا يُوسُفَ أَوِ اطْرَحُوهُ أَرْضًا يَخْلُ لَكُمْ وَجْهُ أَبِيكُمْ وَتَكُونُوا مِنْ بَعْدِهِ قَوْمًا صَالِحِينَ (9)
“Bunuhlah
Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya
perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu
menjadi orang-orang yang baik.” [Yusuf: 9].
Dengan teganya,
mereka berkumpul, dan merencanakan cara mengenyahkan si kecil Yusuf AS
Tujuan mereka agar perhatian sang ayah tercurah kepada mereka. Bunuh
atau buang di tempat jauh. Sadis. Setelah itu, mereka akan menikmati
curahan perhatian sang ayah, atau menjadi orang baik-baik.
PKS
tidak pernah memusuhi partai lain. Tapi kenapa ada partai yang
memusuhinya? Bahkan dengan teganya membunuh karakter pemimpinnya. Ketika
para kader bersih dari praktek korupsi, akankah pemimpin yang pastinya
lebih baik, akan berbuat
dosa besar politik tersebut? Sangatlah jauh
Ust. Luthfi
dari sekadar dugaan praktek itu. Sungguh menyakitkan, orang yang sangat
bersih dituduh sebagai kotor; partai yang memperjuangkan peternak sapi
dan mewujudkan swasembada daging dituduh telah menjadi penyebab
melonjaknya harga daging di Indonesia menjadi yang termahal di dunia.
Lalu tuduhannya, itu semua disebabkan praktek korupsi yang dijalankan
untuk membiayai partai. Sadistis.
Sulitnya Mencari Sumber “Angin”
Ketika merencanakan kejahatan kepada Yusuf AS, disebutkan (اقْتُلُوا يُوسُفَ)
“Bunuhlah Yusuf” dan (أَوِ اطْرَحُوهُ)
“Atau buanglah dia”. Bukan
“Ayo kita bunuh Yusuf” dan
“Atau ayo kita buang dia”.
Ini menunjukkan bahwa ide kejahatan itu berasal dari satu orang dari
mereka. Ada aktor intelektual. Yang lain hanya mengikuti dan
melakukannya. Aktor itulah yang paling benci kepada Yusuf AS dan paling
berkepentingan pergi jauhnya Yusuf AS
Banyak yang
kebakaran jenggot ketika beberapa
mas’ulin
menyatakan kasus ini murni konspirasi. Karena terasa sekali aromanya.
Walaupun sangat sulit mencari dan membuktikan siapa otak di belakangnya,
sesulit mencari sumber angin ketika tercium
bau tak sedap, seperti yang disebutkan Ust. Hidayat Nurwahid.
Berjuang dengan Cara Kotor
Setan membisikkan pada hati saudara-saudara Yusuf AS,
“Lakukanlah kejahatan itu. Setelah disayang ayah, jadilah orang yang baik”
(وَتَكُونُوا مِنْ بَعْدِهِ قَوْمًا صَالِحِينَ). Godaan yang tidak masuk
akal sehat; berbuat kebaikan dengan cara yang jahat. Tapi bagi orang
sudah menjadi budak setan, pasti akan diikuti saja. Nabi Adam AS saja
bisa lupa ketika
dinasihati memakan buah khuldi demi mendapat kemuliaan seperti malaikat [Al-A’raf: 12].
Bagaimana
mungkin sebuah partai akan berjuang demi kebaikan negara ini, jika
kekuasaannya diraih dengan cara menjahati partai-partai lain. Kekuasaan
yang didapatkan pasti akan digunakan untuk melakukan kejahatan yang
semakin banyak. Partai seperti ini tidak bisa diharapkan sama sekali
kontribusinya untuk Indonesia.
Optimislah, Akan Ada yang Membelamu
Allah SWT berfirman:
قَالَ
قَائِلٌ مِنْهُمْ لَا تَقْتُلُوا يُوسُفَ وَأَلْقُوهُ فِي غَيَابَتِ
الْجُبِّ يَلْتَقِطْهُ بَعْضُ السَّيَّارَةِ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ (10)
“Seseorang
di antara mereka berkata: Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi
masukkanlah dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang
musafir, jika kamu hendak berbuat.” [Yusuf: 10].
Saat mereka berbulat-tekad akan membunuh Yusuf AS, salah seorang dari mereka mencegah,
“Janganlah kamu bunuh Yusuf.”
Tapi mata saudara-saudaranya masih merah membara, nafsu membunuh masih
menyala-nyala. Oleh karena itu, dia menurunkan tawaran, “
Tetapi masukkanlah dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir.”
Insya Allah,
masih banyak orang yang tidak setega itu melakukan konspirasi.
Konspirasi dan ketidakadilan yang dialami PKS malah menarik simpati
banyak kalangan. Banyak sekali sms dan telepon dukungan diterima
saudara-saudara kita di pusat dan daerah. Mereka prihatin dengan
kejahatan politik yang sangat menjijikkan ini, sehingga terdorong untuk
membela PKS demi kemaslahatan negeri ini.
Semoga kita sabar dan
ridha seperti Nabi Yusuf AS dalam menekuni satu-persatu liku-liku jalan
dakwah ini. Sehingga kita pun akhirnya sebahagia beliau ketika diberi
kemenangan yang mengejutkan dari Allah SWT.