ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Anis Matta

Jakarta - Perseteruan Yusuf Supendi dengan sejumlah elit PKS menimbulkan keprihatinan. Perlu mediator upaya damai dan Hidayat Nur Wahid disebut-sebut sebagai sosok yang tepat.
Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PK dan PKS disebut-sebut sebagai figur yang mampu menjadi penengah dalam konflik yang melilit sejumlah elit PKS dengan bekas pendiri PKS Yusuf Supendi. Langkah ini dimaksud untuk meredam gejolak di internal PKS.

Bagaimana komentar Hidayat? Berikut wancara kengkaonya di sela-sela rapat kerja Komisi I dengan Kepala BIN Sutanto dan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, di gedung DPR, Jakarta, Selasa (22/3/2011). Berikut wawancara lengkapnya:

Apa tanggapan Anda terkait laporan Yusuf Supendi ke BK dan KPK?

Semuanya sudah dibahas terkait Pak Yusuf. Pak Mahfudz Siddiq sudah banyak menanggapi ya sudah itu saja. Tidak ada faksi-faksi dalam PKS tidak ada yang disebut faksi tua faksi muda. Di PKS itu hanya satu, apalagi di Mukernas kemarin sudah diputuskan PKS jadi satu. Nama kita adalah PKS tidak dipisah Partai Keadilan atau Sejahtera.

Yang ada PKS adalah PKS, di PKS ada dinamika dan ada beberapa hal yang mengemuka, itu tugas dari partai untuk menyelesaikan sebijak-bijaknya supaya tidak terjadi fitnah, supaya tidak menjadi bola liar, serta dipolitisasi oleh pihak-pihak yang memang menunggu celah untuk bisa memborbardir PKS.

Konon ada perubahan sejak PK menjadi PKS?

Itu juga tidak benar, karena pada hakikatnya saya adalah deklarator PK. Orang-orang awal dan deklarator yang mendeklarasikan, disitu ada Pak Yusuf Supendi dan 50 lainnya. Saya tahu persis PK dan PKS adalah rangkaian yang tidak berbeda secara berlawanan.

Prinsipnya sama, ini partai asasnya Islam, sekarang pun asasnya tetap Islam. Dari dulu partai ini bertujuan untuk membuat bangsa Indonesia menjadi adil makmur dan sejahtera. Dalam konteks NKRI yang diridhoi oleh Tuhan YME.

Jadi yang muncul masalah belakangan bukan karena akibat perubahan PK ke PKS?

Pada hakekatnya, ini masalah yang berkaitan dengan disiplin partai, partai yang membuat begitu banyak keputusan. Keputusan itu tidak dikaitkan dengan Anda yang dulu dan Anda yang belakangan. Apakah Anda generasi awal atau akhir, semua diukur dengan AD/ART yang diatur partai sangat jelas.

Kemudian prinsip internal partai sangat jelas, lembaga-lembaga partai juga jelas. Lembaga partai membuat keputusan-keputusan dan saya kira tidak serta merta dulu yang seolah-olah menjadi segala-galanya sekarang menomorsatukan. Sementara yang belakangan segala-galanya harus diakhirkan.

Banyak yang menyebut Anda sebagai tokoh PKS yang moderat yang diyakini bisa menyelesaikan masalah ini?

Saya juga sahabat Pak Luthfi, saya juga sahabat Pak Anis, begitu juga dengan Pak Yusuf. Pada hakekatnya kita itu satu sesungguhnya. Bahwa dalam organisasi ada yang memberi kontribusi lebih atau kurang, ada yang melanggar hukum, bahkan menghadirkan produk-produk hukum, ya itulah dinamika dalam berdemokratisasi.
Saya hanya bagian dari PKS sekaligus deklarator PK. Oleh karena itu saya tahu persis apa partai ini. Tapi posisi itu bukan seolah-olah kemudian semua berpulang kepada saya, itu tidak tepat. Ini adalah organisasi ada aturan mainnya, ada AD/ART ada mekanisme disiplin dan itu saya pikir ada diseluruh partai.

Tapi apa benar ada komunikasi yang putus antara kader tua/muda?

Gak betul itu. Dari sisi komunikasi jalan terus. Saya biasanya disebut kelompok tua. Saya hadiri pertemuan kader malam minggu kemarin, kita hadiri pertemuan kader se-DKI. Tua muda campur disana. Dari sisi kader tidak ada masalah sama sekali. Di PKS tidak mengenal dikotomi itu. [mdr]

-----------------------------------
Sumber : inilah.com

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top