ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Anis Matta

"Saya kira, tidak hanya saya yang mengalaminya. Mungkin saja, ada narasumber lain di buku itu yang tidak dikonfirmasi sebelumnya," kata Heri Hendrayana Haris alias Gola Gong di Serang, Sabtu (8/10/2011).

Menurut dia, disinyalir masih ada narasumber lain yang merasa tidak diwawancarai pihak penulis buku tersebut. Oleh karena itu, ia membuka posko pengaduan dalam upaya untuk mendidik pihak penulis dan penerbit buku tersebut atau penerbit lainnya agar menempuh prosedur dan proses yang benar dalam menulis buku.

"Membuat buku itu tidak boleh sembarangan, prosedurnya harus ditempuh. Buku itu tidak boleh mengutip kata orang tanpa ada konfirmasi dan wawancara yang jelas, apalagi buku itu untuk dikomersialkan," katanya.

Gola Gong mengatakan, di antara proses dalam pembuatan buku tersebut, seperti dibuat daftar isi, kemudian membuat gambaran isi buku, didiskusikan terlebih dahulu, menyebar permohonan wawancara, setelah wawancara itu diketik, kemudian diserahkan hasilnya untuk dikoreksi, diedit kemudian dicetak, dan setelah itu baru diterbitkan.

Ia menambahkan, sebagai salah satu bukti, dirinya tidak merasa memuji-muji Ratu Atut Chosiyah sudah layak untuk menjadi menteri, sebagaimana dalam tulisan buku tersebut. Ia justru sudah menerbitkan sebuah buku berisi kritikan terhadap kepemimpinan Gubernur Banten tersebut yang berjudul Kado untuk Ratu.

Menurut Gola Gong, buku setebal 190 halaman tersebut berisi kritikan tentang kepemimpinan Atut sebagai Gubernur Banten yang diterbitkan pada 1 Oktober 2011 atau dua hari sebelum HUT Ke-11 Provinsi Banten.

"Buku itu sengaja saya buat untuk kado HUT ke-11 Provinsi Banten yang berisi kritikan dari puluhan penulis buku tersebut. Jadi, tidak mungkin jika di buku lain saya malah memuji-muji," katanya.

Namun, kata dia, untuk dapat segera menyelesaikan masalah tersebut, dirinya mengaku siap untuk melakukan mediasi dengan cara berdialog atau berdiskusi serta meminta pihak penerbit menarik buku tersebut. Jika tidak ditempuh dengan jalur tersebut, pihaknya akan menyelesaikan dengan menempuh jalur hukum.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rabu, (Gola Gong Protes Namanya Masuk di Buku Atut), Ketua FTBM Gola Gong memprotes keras pencantuman namanya di buku berjudul Ratu Atut Chosiyah di Mata Publik, Komentar 99 Tokoh Nasional dan Masyarakat Banten.

Di buku tersebut, yakni di halaman 95-96 tercantum komentar berjudul "Sudah Layak Menjadi Menteri" yang diatasnamakan dari Gola Gong, lengkap dengan foto dan identitasnya sebagai Ketua FTBM.

"Saya perlu klarifikasi karena saya tidak tahu-menahu dan tidak pernah diminta secara resmi oleh Banten Smart Foundation sebagai penerbit buku tersebut untuk memberi komentar," kata Gola Gong di Serang, Banten, Rabu. [Sumber :ANT | M.Latief | Latief | 8/10/2011/kompas.com].

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top